Makalah Sejarah Lahirnya Pancasila

Mata Kuliah : Pancasila

BAB 1

PENDHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah kelahirang pancasila bermula dari kekalahan Jepang saat perang Pasifik. Untuk menarik simpati masyarakat Indonesia, pihak penjajah Jepang menjajikan kemerdekaan Indonesia dengan membentuk lembaga untuk mempersiapkan segala hal berkaitan dengan pembentukan NKRI. Lembaga ini dinamakan Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang mengadakan sidang pertama dari 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Rapat ini diadakan di Gedung Chuo Sangi In di jalan Pejamban 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perumusan pancasila?

2. Bagaimana lahirnya pancasila?

3. Bagaimana lahirnya Negara Indonesia?

C. Tujuan

1. untuk mengetahui sejarah perumusan pancasila

2. mampu menjelaskan dan mengetahui lahirnya pancasila

3. mampu menjelaskan lahirnya Negara Indonesia 

BAB 2

PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG SEJARAH

Masuknya agama besar di Nusantara menandai dimulainya kehidupan beragama pada masyarakat. Agama merupakan sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau dewa atau yang lain dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.(Kamus Besar Bahasa Indonesia 1995: 10). Di Indonesia agama Hindu adalah agama pertama yang masuk pada abad ke 7. Agama yang berdasar pada kitab suci Weda datang dari India hingga sekarang peninggalannya masih berdiri megah seperti candi Prambanan dan candi Sari. Agama Budha masuk sebagai agama yang diajarkan Sidharta Gautama dan mengajarkan bahwa kesengsaraan adalah bagian kehidupan yang tidak terpisahkan dan orang dapat membebaskan diri dari kesengsaraan dengan menyucikan mental dan moral diri pribadi.

Dalam bidang budaya, pada zaman dahulu candi yang dibuat dari batu sebagai tempat pemujaan ataupun tempat menyimpan abu jenasah raja-raja atau pendeta Hindu dan Budha sekarang menjadi warisan budaya Indonesia. Tradisi Jawa merupakan akulturasi budaya Hindu seperti sesaji, tabur bunga di makan sampai penghormatan kepada leluhur. Dalam bidang politik, ajaran Hindu-Budha berpengaruh pada kerajaan seperti Sriwijaya, Kutai dan Tanjungpura di Kalimantan, Taruma dan pajajaran di Jawa Barat, Mataram di Jawa Tengah, Kediri dan Singasari di Jawa Timur, kerajaa-kerajaan di Bali (G. Mudjanto, 1989: 15).

Nusantara bertempat dekat dengan bandar perdagangan Samudra Pasai maupun Selat Malaka oleh karena itu terjadi kontak dengan berbagai bangsa termasuk pedagang Gujarat yang akhirnya membawa ajaran agama Islam. Agama Islam merupakan agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW berpedoman pada kitab suci Alquran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. Proses Islamisasi dilakukan oleh waliwali. Banyak versi yang mengatakan kapan Islam masuk ke Indonesia, tetapi pada abad ke-13 sudah terbukti ada pemeluk Islam di Nusantara dilihat dari berbagai peninggalan

sejarah.

Agama-agama tersebut merubah kehidupan dan pandangan masyarakat dilihat pada sitem sosial-ekonomi. Perdagangan di kota-kota pelabuhan menimbulkan komunikasi terbuka, sehingga terjadi mobilitas sosial serta perubahan gaya hidup dan nilai-nilai.

Pusat pemasaran barang menarik pedagang dari berbagai kebudayaan. Oleh karenanya mengharuskan suatu keterbukaan atau saling mengenal adat-istiadat yang berbeda dan saling toleransi. Sistem keterbukaan tersebut menjadi conditio sine qua non bagi perdagangan, dan dapat mengurangi sistem feodal (Sartono Kartodirdjo, 1987: 19).

Struktur kekuasaan di kota-kota masih bersifat feodal, meskipun para penguasa tidak lagi mempunyai ikatan dengan penguasa pusat (kerajaan), karena mereka terlibat dalam perdagangan yang menjamin kebebasan dan keterbukaan dengan masyarakat. Kota-kota pelabuahan menyediakan ruang sosial untuk perubahan dan pembaharuan. Toleransi yang ada memungkinkan beberapa sistem kepercayaan saling bereksistensi secara berdampingan. Apabila sistem kepercayaan baru dapat memberikan dukungan dan pembenaran dari status sosial golongan tertentu akan membuat masyarakat bisa menerima perubahan karena sudah ada unsur-unsur protagonisnya (Sartono K, 1987: 20). Di Kota-kota pelabuhan atau pantai terdapat protagonis Islam, seperi di Tuban, Gresik dan Cirebon. Gaya hidup masyarakat di Tuban Islam berkembang menunjukkan ciri-ciri abangan, yaitu adanya campuran Islam dan Jawa-Hindu. Penguasa Tuban dapat mempertahankan otonominya karena bervasal dengan Majapahit, sehingga pemeluk agama Islam tidak akan menimbulkan tentangan hebat dari Majapahit. 

Persaingan perdagangan telah menimbulkan pengelompokan pedagang dan mendorong adanya ketergantungan penjual pada pembeli terutama pada pembeli yang kuat, seperti pedagang Arab, Parsi, Gujarat, Benggala, mereka punya wibawa terhadap pedagang Jawa sehingga agama dan kebudayaan mereka dipandang sebagai prestise oleh pedagang Jawa, sehingga sudah tercipta kecenderungan menerima agama baru itu. Otonomi juga memberi kecenderungan untuk memeluk agama Islam, karena bagi penguasa lokal agama Islam merupakan lambang dan sebagai kekuatan menghadapi kekuasaan pusat yang berideologi Hindu. Di lain pihak kekuasaan pusat dengan agama Hindu dan Budha mengalami kemerosotan bersamaan dengan disintegrasi politik dan degenerasi kultural. Akibatnya terciptalah kondisi yang baik bagi suatu perubahan. Dalam politik juga kemudian lahir kerajaan-kerajaan Islam di Pantai Utara Jawa. 

 Gambaran persebaran Islam menunjukkan proses yang cepat, terutama sebagai dakwah para wali dalam penyebaran Islam di Jawa. Proses Islamisasi yang cepat inilah yang menunjukkan pengaruh agama bagi kehidupan manusia. Sampai kemudiaan perdagangan juga membawa kontak dengan bangsa Eropa yang di mulai Portugis pada 1512, Spanyol yang membangun benteng pertahanan di Tidore 1527, kemudian Belanda 1602 membentuk VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). Bangsa Eropa selain melakukan perdagangan juga menyebarkan agama. Agama Katholik dan agama Kristen kemudian juga diterima di Nusantara sebagai agama dan kepercayaan yang melengkapi agama-agama sebelumnya. Pada saat Indonesia menjadi negara merdeka maka kelima agama yaitu: Hindu, Budha, Islam, Katholik, dan Kristen menjadi agama yang diakui dan disahkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Setelah reformasi agama Kong Hu Chu juga diterima dan menjadi agama keenam yang diakui negara.

B. SEJARAH PERGERAKAN INDONESIA

 Pengertian pergerakan indonesia adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut satu fase dalam sejarah indonesia, yaitu masa perjuangan mencapai kemerdekaan pada kurun waktu 1908-1945. Pada tahun 1908, rakyat mulai melakukan pergerakan yang dilakukan untuk menentang para penjajah yang masih bersifat kedaerahan. Pergerakan masa ini bertujuan untuk membendung hasrat kaum kolonial yang ingin menanamkan kekuasaannya kembali di Indonesia. 

Menurut Mr. Muhammad Yamin,bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia, yaitu kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke Vll dibawah kekuasaan Wangsa Syailendra. Kekuasaan Sriwijaya meliputi Selat Sunda dan Selat Malaka.Kerajaan Sriwijaya mempunyai tentara yang kuat yang digambarkan tangkas dalam perang didarat maupun dilaut. 

Maka sudah selayaknya kekuasaan Sriwijaya banyak dan luas. Pada hakikatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan Sriwijaya telah menunjukan nilainilai pancasila,yaitu pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha,dan juga terwujudnya umat agama Budha dan Hindu hidup berdampingan secara damai. 

Hubungan Sriwijaya dengan India (Dinasti Harsha) dan telah menumbuhkan nilai-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif. Sebagai negara meritime ,Sriwijaya telah menerapakan konsep negara kepulauan secara dengan konsepsi wawasan nusantara dan Sriwijaya yang telah memiliki kedaulatan yang sangat luas meliputi (indonesia sekarang) siam,dan semenanjung melayu. Majapahit merupakan kerajaan terbesar kedua yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara, yaitu didaerah Sumatra bagian barat sampai ke daerah-daerah Maluku,dan Iran di bagian timur (sekarang papua). 

Kerajaan Majapahit berdiri pada abad ke-12,kira-kira tahun1293. Zaman keemasan Kerajaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Patih Gajah Mada. Gajah Mada sebagai patih masa Hayam Wuruk telah menjadikan Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan yang besar dan berkuasa. Salah satu peranan Patih Gajah Mada pada masa kejayaan Majapahit adalah menyatukan wilayah nusantara seperti yang diucapkan di sumpah palapa. Pada perang bubat antara Kerajaan Majapahit dengan Sunda Pajajaran pada tahun 1357 mengakhiri masa kejayaan Gajah Mada. Gajah Mada meninggal pada tahun1364 karena sakit. 

Meninggalnya Gajah Mada berakhir pula kebesaran Majapahit. Awal abad ke-16 Bangsa Eropa mulai masuk ke nusantara dan terjadilah perubahan politik kerajaan yang berkaitan dengan perebutan hegemoni. Diantara bangsa-bangsa tersebut, Belanda merupakan negara yang cukup lama berada di Indonesia. Belanda telah meletakan dasar-dasar militernya pada tahun 1630an guna mendapatkan hegemoni perdagangan atas perniagaan laut di Indonesia. VOC sebagai perwakilan dagang Belanda di Indonesia yang berdiri pada 20 Maret 1602 mendirikan markas besarnya di Batavia dan mulai menguasai wilayah-wilayah perdagangan di Nusantara. 

Tujuan pembentukannya adalah menghindari persaingan sesama pedagang Belanda dan untuk-memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. VOC memiliki hak octrooi,yaitu memonopoli perdagangan,mencatak mata uang sendiri,memgadakan perjanjian,dan masih banyak lagi. Pada pertengan abad XVII, Belanda tidak puas hanya dengan perjanjian perdamaian ,pembangunan benteng-benteng dan pertahanan angkatan laut untuk memperkokoh kekuasaan Belanda. Kebijakan militer VOC menjadi semakin agresif dengan ikut campur tangan dalam urusan kerajaan-kerajaan. Dengan demikian kekuasaan Belanda terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara dimulai. Kekuasaan Belanda dimulai memang dari Indonesia bagian Timur sebagai pusat rempah-rempah yaitu Maluku,Sulawesi,Nusa Tenggara,dan Jawa. Kekuasaan VOC berakhir pada 31 Desember 1799,kemudia aset-asetnya diambil alih oleh pemerintahan Belanda. Karena Belanda menguasai Nusantara dalam seluruh aspek kehidupannya,kekuasaan itu terus berlangsung hingga jepang merebutnya pada tahun 1942. 

B. MENUJU KEMERDEKAA N 

Indonesia adalah negara kepulauan yang pernah dijajah oleh negara-negara barat. Hal tersebut berawal dari masuknya portugis ke Malaka. Di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque Portugis berhasil merebut Malaka pada tahun 1511. 

Setelah Portugis berhasil menguasai Malaka, rombongan ekspedisi penjelajahan samudra bangsa Spanyol juga sampai ke Maluku pada tahun 1521 di bawah pimpinan Sebastian de Elcano. Bangsa Belanda datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1596. 

Pendaratan pertama terjadi di Pelabuhan Banten. Rombongan bangsa Belanda tersebut dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Pieter Keyser. Belanda datang ke Banten yang kedua pada tahun 1598 dengan membawa delapan buah kapal. Rombongan kedua ini dipimpin oleh Jacob van Neck dan Warwijk. Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah berdagang rempahrempah. Namun setelah berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan telah memperoleh keuntungan yang besar, Belanda berusaha melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah dan menjajah. 

Untuk melancarkan usahanya, Belanda membentuk VOC. Adanya kolonialisme dan imperialisme membawa perubahan dalam pandangan masyarakat Indonesia yang ditandai dengan masuknya paham-paham baru seperti liberalisme, demokrasi dan nasionalisme. Berkat perjuangan golongan liberal dan humanis cultuurstelsel sedikit demi sedikit dihapuskan. 

Untuk memberikan balas budi kepada tanah jajahan, Belanda membentuk politik etis yang dikeluarkan oleh parlemen Belanda. Salah satu politik etis yaitu dalam bidang pendidikan. Adanya politik etis memberikan pengaruh positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Di berbagai daerah, Belanda mendirikan sekolah-sekolah bagi orang-orang Belanda ataupun pribumi. Penerapan politik etis menyebabkan munculnya kaum intelektual di Indonesia.

Dengan demikian, kita mengetahui kondisi pendidikan anak-anak Indonesia sangat sulit. Hal itu disengaja Belanda supaya bangsa Indonesia tetap terbelakang sehingga mudah dikuasai. Hal tersebut memang terbukti, anak-anak Indonesia yang diperbolehkan menuntut pendidikan tinggi jumlahnya terbatas. Namun akhirnya, dari anak-anak lulusan pendidikan tinggi tersebut tampil sebagai pelopor dan pemimpin pergerakan nasional Indonesia. Hal ini ditandai dengan berdirinya Budi Utomo sebagai organisasi pergerakan nasional yang dipimpin oleh para lulusan STOVIA. Selain Budi Utomo masih banyak berbagai organisasi pergerakan nasional. 

Menurut Sartono Kartodirdjo, pertumbuhan nasionalisme Indonesia diwujudkan dengan berdirinya organisasi pergerakan yang didasarkan pada kesadaran, perasaan, dan keinginan sama, yaitu berjuang demi meraih kemerdekaan. Berbagai organisasi pergerakan nasional yaitu seperti Budi Utomo, Serekat Islam, Indische Partij (IP), Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Nasional Indonesia, Partai Indonesia Raya (Parindra), Gabungan Politik Indonesia (GAPI), Organisasi Wanita, dan Organisasi Pemuda. Dengan berdirinya berbagai organisasi pergerakan nasional melahirkan nasionalisme rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan yang sebelumnya masih bersifat kedaerahan. Setelah Belanda menguasai Indonesia, pada tahun 1942 Jepang mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia sebagai akibat kalahnya sekutu dari Jepang di Pearl Harbour pada 8 Desember 1941. Awalnya Jepang memberikan propaganda kepada Rakyat Indonesia melalui Gerakan 3A. 

Namun setelah Jepang mampu menguasai dan mengambil hati rakyat Indonesia, Jepang bertindak semena-mena terhadap bangsa Indonesia yang dibuktikan dengan kebijakan-kebijakan Jepang yang merugikan bangsa Indonesia. Pada 7 September 1944 Perdana Menteri Kaiso mengucapkan janji kemerdekaan kepada Indonesia yang dikenal sebagai "Kaiso Declaration". Dengan terdesaknya Jepang oleh sekutu golongan muda Indonesia segera mendesak golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang akhirnya diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. 

B. LAHIRNYA PANCASILA 

Sejarah kelahiran Pancasila bermula dari kekalahan Jepang saat Perang Pasifik. Untuk menarik simpati masyarakat Indonesia, pihak penjajah Jepang kemudian menjanjikan kemerdekaan Indonesia dengan membentuk lembaga untuk mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan pembentukan NKRI. Sehingga untuk mewujudkan janji tersebut berdirilah BPUPKI (Dokuritsu Zyunbii Tioosakai). Badan ini beranggota 60 orang, yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedjodiningrat, dan wakil ketua Raden Panji Soeroso (Indonesia) serta Ichibangasae (Jepang). 

1) Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945) Agenda sidang dalam pertemuan ini adalah membicarakan tentang landasan-landasan bernegara, atau dasar-dasar Indonesia merdeka. 

a) Pada tanggal 29 Mei mengusulkan dasar Indonesia merdeka, yaitu: Moh. Yamin 

1. Peri Kebangsaan 

2. Peri Kemanusiaan 

3. Peri Ketuhanan 

4. Peri Kerakyatan 

5. Kesejahteraan rakyat. 

b) Pada tanggal 31 Mei Mr. Soepomo,mengusulkan lima rumusan dasar negara yang disampaikan dalam pidatonya yaitu: 

1. Persatuan 

2. Kekeluargaan 

3. Keseimbangan lahir dan batin 

4. Musyawarah 

5. Keadilan rakyat 

c) Ir. Soekarno (1 Juni 1945) mengusulkan bahwa dasar Indonesia yang dimaksud adalah philosophishe gronslag (filsafat, fundamen, dan pikiran yang sedalamdalamnya yang di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka). Dasar yang diusulkan yaitu: 

1. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme; 

2. Kemanusiaan (internasionalisme) 

3. Mufakat atau demokrasi 

4. Kesejahteraan sosial 

5. Ketuhanan yang berkebudayaan 

Kelima prinsip tersebut diberi nama Pancasila. Menurut Soekarno, jika yang lima tidak disetujui, dapat diperas menjadi Trisila (Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, dan Ketuhanan). Selanjutnya,diperas menjadi Ekasila, yaitu Gotongroyong, dan inilah dasar asli bangsa Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1945 juga dibentuk panitia Kecil yang beranggotakan 9 orang. 

Anggota 9 orang ini meliputi: Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, H.A. Salim, K.H Wachid Hasyim, Moh. Yamin, dan Mr. A.A. Maramis, Mr. Achmad Soebardjo (golongan kebangsaan). Tugas panitia Sembilan ini adalah menampung dan mengidentifikasi usulan anggota BPUPKI. Berdasarkan usulan yang masuk diketahui, ada perbedaan usulan tentang dasar negara. Golongan Islam menghendaki negara berdasar syariat Islam, sedang golongan nasionalis menghendaki negara tidak berdasarkan hukum agama tertentu.

Panitia Sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945, menghasilkan kesepakatan dasar negara yang tertuang dalam alinea keempat yaitu : 

1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya 

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab 

3) Persatuan Indonesia 

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. kesepakatan itu disebut Rancangan Preambule Hukum Dasar. Mr. Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama 

“Piagam Jakarta”. 

2) Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli) 1945, menghasilkan: 

a. Dasar negara yang disepakati, yaitu Pancasila seperti dalam Piagam Jakarta 

b. Bentuk negara republik (hasil kesepakatan dari 55 suara dari 64 yang hadir). 

c. Wilayah Indonesia disepakati meliputi wilayah Hindia Belanda + Timor Timur + Malaka (39 suara).

 d. Dibentuk tiga panitia kecil: 

1. Panitia Perancang UUD, diketuai Ir. Soekarno. 

2. Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai Moh. Hatta. 

3. Panitia Pembela Tanah Air, diketuai Abikusno Tjokrosoejoso 

3) Pembentukan PPKI (Dokuritsu Zyubbii Inkai) Pada tanggal 9 Agustus 1945 PPKI dibentuk dalam rangka mempersiapkan Indonesia Merdeka dan intinya mengesahkan dasar negara dan UUD 45, dengan ketua Ir. Soekarno, wakil ketua Moh. Hatta, jumlah anggota 21 orang. Selanjutnya, anggota PPKI ditambah 6 orang anggota wakil golongan, yaitu: Wiranatakusuma, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sajuti Melik, Mr. Iwa Kusumasumantri, dan Mr. Achmad Soebardjo. Jadi PPKI berfungsi sebagai komite nasional pembentuk negara. Proklamasi kemerdekaan 

1. Jepang menyerah pada sekutu 

2. Golongan pemuda (Soekarni, Adam Malik, Kusnaini, Sutan Sjahrir, Soedarsono, Soepomo, dan kawankawan meminta Soekarno untuk segera mengumumkan kemerdekaan RI. Sebaliknya, golongan tua masih banyak berpikir dan pertimbangan. 

3.Terjadilah kesepakatan di Rengesdengklok dan Proklamasi dilaksanakan hari Jumat, 17 Agustus oleh Sukarno dan Mohammad Hatta di Jakarta. Hasil pertama dari sidang PPKI yang diadakan pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah mengesahkan UUD 1945. UUD 1945 sebagai konstitusi yang mengandung landasan idealisme haruslah disahkan. Maka dari itu, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara dan menjadi acuan dalam peraturan-peraturan yang berlaku di negara Indonesia. Sebelum disahkan, rancangan batang tubuh UUD 1945 dibuat oleh organisasi BPUPKI. Selain mengesahkan UUD 1945, sidang ini juga melakukan revisi bagian dari Piagam Jakarta. Revisi dilakukan dengan perubahan kalimat 

“Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-Pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Setelah mengalami beberapa persidangan, akhirnya dapat disahkan dan disetujui yang dicantumkan dalam mukadimah UUD 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah. Lima sila tersebut adalah: 

1) Ketuhanan yang maha esa 

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab 

3) Persatuan Indonesia 

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 

5) Keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia 

C. LAHIRNYA NEGARA INDONESIA 

Dalam pelaksanaan proklamasi terdapat perbedaan antar golongan, yaitu golongan muda dengan golongan tua tentang pelaksaan penyataan kemerdekaan Indonesia.Golongan muda juga merupkaan tokoh yang menginginkan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta tanpa menunggu janji jepang serta menginkan kemerdekaan diproklamasikan secepatnya. 

Kesalahpahaman antara kelompok pemuda dengan Soekarno dan kawan-kawan mengakibatkan terjadinya penculikan atas diri Soekarno dan M. Hatta ke Rengas Dengklok. Setelah melewati jalan yang berliku, akhirnya dicetuskanlah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Teks tersebut didiktekan oleh Moh. Hatta dan ditulis oleh Soekarno dan diketik olah Sayuti Melik. Teks Proklamasi yang dikenal luas adalah sebagai berikut: 

Proklamasi Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Halhal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll. diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. 

Jakarta, 17 Agustus 2605 

Atas Nama Bangsa Indonesia 

Soekarno-Hatta

BAB 3 

PENUTUP 

A. kesimpulan 

Berdasarkan uraian di atas, beberapa hal dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebelum Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 Indonesia dijajah oleh negaranegara barat dan Jepang. Masuknya kolonialisme dan imperialisme ini yang membawa perubahan-perubahan dalam pandangan masyarakat yaitu dengan masuknya pahampaham baru seperti liberalisme, demokrasi, nasionalisme. 2. Rakyat Indonesia memiliki rasa persatuan dan kesatuan untuk memperjuangkan kemerdekaan setelah lahirnya Budi Utomo pada 20 Mei 1908. 3. Usulan dasar negara diusulkan oleh Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno pada sidang pertama BPUKI. Usulan calon dasar negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno diberi nama “Pancasila”. 4. Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa dan berlaku hingga sekarang. 5. Pancasila disahkan pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. B. Saran Demikian yang dapat kami samppaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini,tentunya banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyampaian. Penulis banyak berharap kepada pembaca memberi kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pembaca. 

DAFTAR PUSTAKA

Nurwardani,dkk.2016.BukuPendidikanPancasila.Jakarta:RISTEKDIKTI

Rukiyati,dkk.2004.PendidikanPancasilaBukuPeganganKuliah,Yogyakarta:UNYPress 

Bayu Kurniawan dkk. (2020). . Jawa Tengah: Viva Pak SEJARAH arindo Purwastuti Rukiyati, D. L. (2013). Yogyakarta: Yog Pancasila. yakarta: UNY Press.