Bukan Pansos, Bukan Drama! Sosok Fransisca Khoe Bikin Netizen Betah Scroll Gara-gara Kontennya di Sosmed


Di tengah lautan konten viral ala seleb TikTok, prank norak, drama percintaan palsu, sampai challenge yang bikin geleng kepala, tiba-tiba muncul satu nama yang mencuri perhatian dengan cara paling... tidak bising. Fransisca Khoe. Perempuan asal Ambon yang kini tinggal di Surabaya ini sukses jadi sorotan bukan karena kontroversi, tapi karena kontennya bikin hati adem dan itu justru bikin publik penasaran.

Bagaimana bisa seorang kreator tanpa drama bisa mencetak engagement tinggi? Jawabannya: rasa. Ketika kreator lain berlomba tampil heboh, Fransisca datang membawa sesuatu yang justru jarang kejujuran, ketenangan, dan cerita yang terasa seperti pelukan virtual untuk penontonnya.

“Aku selalu ingin orang yang nonton kontenku merasa sesuatu entah bahagia, semangat, atau terinspirasi untuk bergerak,” ujar Fransisca, di sela proses syuting video kampanye yang sedang ia garap.

Terdengar sederhana? Mungkin. Tapi di dunia digital yang penuh topeng dan filter, kesederhanaan justru jadi kemewahan.

Storytelling yang Bikin Netizen Ngerem Scroll

Fransisca bukan tipe yang mengikuti arus tren hanya demi views. Narasinya halus, visualnya hangat, dan ada sentuhan emosional di setiap konten yang ia unggah.

Video-videonya bukan sekadar footage estetika. Ada kisah tentang menjadi ibu, kehangatan rumah, mimpi yang ditempa sabar, sampai momen ketika energi habis tapi tetap memilih bangkit pelan-pelan. Banyak yang bilang kontennya seperti “teman yang ngomong pelan tapi ngena”.

Dalam dunia yang dikuasai konten cepat dan superficial, Fransisca memilih pendekatan yang lebih dalam. Tidak dramatis, tidak lebay, tapi justru itu yang bikin penontonnya balik lagi.

“Aku percaya keaslian itu punya daya tariknya sendiri. Dunia digital sudah penuh filter; aku ingin karyaku jadi ruang yang lebih nyata,” tegasnya.

Fans: “Nonton Dia Rasanya Kayak Ditemenin Tanpa Diomongin Macam-macam”

Fenomena Fransisca menunjukkan satu hal penting: orang-orang ternyata rindu ketenangan. Timeline yang biasanya dipenuhi gosip, ribut soal skincare, atau flexing harta tiba-tiba terasa berbeda saat konten Fransisca lewat adem, real, relatable.

Banyak pengikutnya mengaku betah karena kontennya terasa “manusiawi”. Tidak dibuat-buat, tidak menggurui, tapi bikin hati hangat. Penontonnya bukan cuma menikmati, mereka merasa terhubung.

Dan itu bukan hal mudah di dunia digital masa kini.

Dari Ambon ke Surabaya, Sekarang ke Hati Banyak Orang

Pindah dari Ambon ke Surabaya, Fransisca bukan hanya bergeser secara geografis. Ia membawa nilai-nilai hidup yang kuat ke dunia digital. Kini ia juga tengah mengembangkan proyek kolaborasi yang mendorong empowerment perempuan dan kreativitas lokal.

Ia tidak sedang bersandiwara jadi sosok “sempurna”. Sebaliknya, ia menunjukkan proses — yang kadang pelan, kadang melelahkan, tapi selalu jujur. Dan justru di situlah inspirasi lahir.

Pesan yang Ngena: Semua Orang Punya Cerita

Satu filosofi yang terus ia pegang: setiap orang punya cerita, dan setiap cerita layak didengar. Bahkan hal kecil sehari-hari bisa punya makna besar, kalau kita mau melihat lebih dekat.

Saat banyak orang mengejar spotlight dan viral instan, Fransisca membuktikan satu hal: tidak semua cahaya harus terang menyilaukan. Ada cahaya lembut yang justru menyentuh lebih dalam.

Perjalanan Fransisca adalah bukti bahwa dunia digital tidak hanya tentang siapa paling ribut, paling trendy, atau paling sensasional. Terkadang, yang paling diingat justru mereka yang datang dengan kejujuran dan rasa mereka yang mengingatkan kita bahwa hidup bukan cuma untuk dilihat, tapi untuk dirasakan.

Dan kalau kamu pikir internet sudah jadi tempat bising tanpa hati, mungkin kamu belum mampir ke akun Fransisca Khoe. Siap-siap kamu bisa betah lama, bukan karena dia bikin heboh... tapi karena dia bikin kamu merasa.

Next Post Previous Post