Mahasiswa Baru UIN SUKA Tolak UKT Mahal (Foto Dok. Istimewa)
Nalarrakyat.com, Yogyakarta - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melaksanakan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan PBAK yang merupakan momentum pertama bagi mahasiswa baru. 18 Agustus 2022 merupakan hari pertama mahasiswa baru mengikuti berbagai susunan acara. 

Dengan semangat peserta PBAK periode 2022 kali ini dilaksanakan secara luring di kampus UIN Sunan Kalijaga setelah dua tahun yang terakhir dilaksanakan secara daring (online). Dari sekian banyak peserta PBAK 4.025 tentunya menjadi catatan bagi kampus UIN Sunan Kalijaga sebagai mahasiswa yang berhak menerima pendidikan secara formal dan normatif. 

Dalam sambutannya Rektor UIN Sunan Kalijaga menyampaikan bahwa kuliah di kampus manapun harus didasari dengan niat yang baik. “Kuliah itu bukan tentang bagaimana kita hanya sekedar mengikuti aktifitas akademik,tapi bagaimana adanya kegiatan itu harus kita dasari dengan niat baik” pungkasnya. 

Terlepas dari hal itu PBAK yang merupakan momentum Pengenalan kampus bagi mahasiswa baru itu sontak menjadi sorotan di media sosial karena terdapat banyak poster penolakan terhadap nominal UKT yang dianggap mahal oleh Mahasiswa secara umum. 

"Mahasiswa baru banyak yang resah harus bayar UKT Mahal dan banyak teman-temannya harus mengagalkan cita citanya kuliah di UIN Sunan Kalijaga karena tidak mampu membayar biaya kuliah, luapan keresahan tersebut yang di aktualisasikan melalui penyampaian aspirasi diruang publik bahwa UKT UIN Sunan Kalijaga sangatlah tinggi, Rektorat harus memberi solusi kongkrit dari masalah tersebut, dengan memberi keringanan maupun banding UKT untuk Mahasiswa baru, kalau tidak berarti rektorat merupakan tirani yang melanggengkan komersialisasi pendidikan" Tegas Ketua Senat Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Musthofa Raja’ 

Demikian tidak sedikit dari peserta PBAK yang berani menyampaikan aspirasinya di depan pimpinan rektorat dengan mengibarkan poster bertuliskan “Selamat dtg! Siapapun pemimpinnya TOLAK KOMIRSIALISASI PENDIDIKAN” 

Pasalnya dari beberapa poster yang mewarnai pembukaan acara PBAK tersebut mengakibatkan acara tidak sesuai dengan harapan untuk hari hari selanjutnya. Sehingga PBAK berpotensi bubar. 

“Poster itu diluar kendali DEMA, SEMA, panitia,baik universitas dan fakultas. Toh hal itu cukup mewakili kondisi objektif UIN hari ini dan keresahan mahasiswa. Tapi sayangnya hal itu menjadi alasan pihak Rektor membubarkan agenda acara PBAK” jelas Alhudzaifi Presma UIN SUKA

Saat ini pihak LKM dan UKM saling kordinasi berharap acara pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan tetap berjalan sesuai dengan rundown. 

“Kami dapet paksaan dari pihak rektorat untuk segera menyelesaikan PBAK ini mas, cuma kita kan masih belum sepenuhnya mengenal bagaimana regulasi kampus di UIN SUKA” jelas Mella mahasiswa Syariah dan Hukum.